Powered By Blogger

Kamis, 24 Maret 2011

Sosok kucinta

kala itu disiang hari yang redup sosok yang kucintai memasuki halaman rumah dengan senyuman khasnya. .kebetulan disitu klien ku ada beberapa orang menunggu untuk kutangani.dan kami pun membalas senyuman itu dengan tak kalah manis dan sumringahnya ,dengan sigap aku menangani klienku satu persatu..menuruti model dan keinginan mereka..oya aku mempunyai sebuah salon dirumah yang kutangani sendiri..hasil belajarku selama ini di beberapa tempat kursus kecantikan termasuk kursusku selama 6 bulan di Johnny andrean Jakarta.
jelang menangani yg lainnya,aku melongok keruang dalam tempat sosok kucinta itu duduk di kursi santai kebesarannya..sebuah sofa kulit berwarna hitam yang entah apa istilah yg biasa disebutnya untuk kursi kesayangannya itu.. aku lupa !sekilas tanpa bersuara aku melihat beliau melambaikan tangannya memanggilku,hati ku berdetak..ada sebersit perasaan tak enak menghinggapi pikiranku.cepat aku mendatanginya,ada apa..? tanyaku.beliau minta aku memindahkannya kekamar..ku lihat beliau sangat lemah dan pucat pasi...papa kenapa..panik ku bertanya..sesak ya nafasnya ? capek ya..? beruntun pertanyaan disela kecemasanku saat itu..dengan ketenangannya yang luar biasa dia menanyakan pekerjaanku sudah selesai apa belum...ku jawab cuma tinggal satu aja..ayo terusin ujarnya.segera aku kembali keruang salonku dan meminta maaf pada klienku bahwa aku tak bisa melanjutkan pekerjaanku.syukur mereka memahami kecemasanku,dan kujanjikan untuk kutangani esok.bergegas aku kembali kekamar kami..astagfirullahalaziim...aku melihat sosok kucinta itu tergeletak dipembaringan dengan nafas tersengal-sengal...panik aku menangis dan berlari ketetanggaku utk meminta pertolongan untuk memanggilkan ambulan..tapi sialnya telepon  rumah sakit itu tak ada jawaban tapi secara kebetulan..atau memang gerakan dari Allah..seorang sahabatku datang.dengan segera sahabatku ku minta untuk memanggil angkutan umum untuk membawa sosok kucinta itu ke Rumah sakit.dengan kepanikan yg cukup tinggi aku mengiringi perjalanan menuju RS..segala ayat yang kubisa.. ku baca agar derita sosok kucinta itu reda...namun beliau tetap tersengal-sengal dengan tatapan mata kosong,aku menangis kebingungan..baru sekali ini aku menghadapi beliau seperti ini...badan ku lemas tak bertenaga..tapi harus kuhadapi sendiri..anak-anakku masih dijemput sahabatku disekolahnya masing-masing.
sesampainya di UGD RS secepat kilat aku turun dan meminta dokter untuk menangani sosok kucinta ini dengan perawatan yang terbaik..ku tak perduli berapapun biayanya yang penting beliau sembuh kembali. ,dengan tenangnya Dr dan perawat memeriksa dan memasang alat-alat pacu jantung dan lainnya, sambil sesekali meminta aku bersabar dan berdoa..namun tak lama Dr bicara padaku bahwa aku harus ikhlas dan siap jika sosok kucinta itu pergi..tak berdaya tapi harus kuat..aku kembali memeluk sosok kucinta dan membisikkan bahwa aku merelakannya pergi dan aku berjanji akan merawat 3 buah hati kami.. tak lupa aku meminta maaf atas semua kesalahanku baik disengaja atau pun tidak..kulihat airmata menetes disudut matanya sebagai jawaban,aku sedih...aku menangis,begitupun 2 anakku yang datang menyusul..si sulung tak bs hadir karena masih sekolah dijakarta,satu persatu kusuruh mereka memanggil dan memeluk ayahnya..dipelukan sibungsu sosok kucinta memberi respon yang sangat kuat..mugkin beliau sedih akan pergi meninggalkan putra kesayangannya itu..kupeluk sibungsu dan sikakak untuk melepas kepergian sosok yang kami cintai ini.aku pasrah dan terus berdoa agar sosok kucinta ini dimudahkan jalan menuju titik akhir hidupnya..sambil terus memeluk anak-anakku dan melihat mesin detak jantung itu,aaaahh....akhirnya nya bunyi panjang 3x dari mesin itu menandai kepergian sosok kucintai untuk selamanya, isak tangisku dan anak-anakku memecah keheningan ruangan itu..innalillahi wainaillaihi rojiun...isakku sambil mengusap wajah sosok kucinta dan menciuminya.ku tak bisa membayangkan ketika nanti sisulungku mendengar kabar yang mengejutkan ini..selang berapa saat Hp sosok ku cinta yang kutaroh disakuku itu berbunyi ..dengan tak berdaya aku membaca sms yang ternyata dari putri sulungku menanyakan kabar ayahnya .."  papa lagi apa..?"  sontak aku menangis dan menelefon putriku itu...dengan suara yang kubuat senormal mungkin aku berucap..."  nak kamu harus kuat ya..kita harus tabah...belum selesai aku berucap, putri menangis..papa kenapa ma...? dengan terisak kujelaskan..papa telah pergi sayang..mendengar isak tangisku  putriku seperti mendapat kekuatan..berbalik dia menguatkanku.. disela isak tangis yang nyaris tak terdengar dan itu aku tau.. putriku sengaja menguat-nguatkan hatinya agar aku tak terlalu terpukul..dia berujar.."   mama..setiap orang akan mengalami saat seperti ini..setiap orang akan mendapat giliran untuk kembali memenuhi panggilanNya ..jadi kita harus ikhlas ya ma..mama harus tabah kasihan adik-adik."  ,subhanallah...aku terkesiap mendengar kata-kata putriku..sungguh diluar dugaanku.. ternyata cara berfikirnya lebih dewasa dibandingkan umurnya yang saat itu baru menginjak 16 th ,hari ini noni akan pulang segera.. ujar putri ku lembut.mengakhiri pembicaraan kami,selesai pembicaraan itu aku seperti mendapat kekuatan baru..dengan tenang aku menyelesaikan administrasi Rs..dan sambil memeluk 2 anakku kami kembali membawa jenazah sosok kucinta untuk mempersiapkan tempat peristirahatan terakhirnya...seraya menunggu kedatangan putri sulung beserta keluargaku yang lain,dan kembali aku berujar dalam hati.."  aku rela ya Allah jika ini takdirnya..ampunilah segala  dosa-dosanya,lapangkanlah kuburnya dan tempat kan lah sosok kucinta ini ditempat yang indah disisiMu.dan kuatkanlah kami..berilah kami kesabaran dan ketabahan untuk kami melanjutkan hidup ini .sampai jelang waktu akhir kami nanti kembali kepangkuanMu...Amiiiin.


2 komentar:

  1. sedih bangeeeet ya...,semoga yang ditinggalkan selalu penuh semangat meniti hari ,menuju waktu kita masing-masing..,kak jane memang super women....,saluuut..!!tulisannya bagus..,keren,membuat yg baca ikutan nangis.tetap semangat ya..!!bravo..!! :)

    BalasHapus